Sistem Informasi Kesehatan/ SIK
Cinkwancu Sanggamele
085242551550
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya kami berada dalam keadaan sehat
walafiat dan mendapat kesempatan untuk menyusun makalah yang bertema tentang “Administrasi Kebijakan
Kesehatan” sub pokok pembahasan “sistem informasi kesehatan dan manajemen data
kesehata” untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan
kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan, ucapan terima kasih
juga kami sampaikan kepada teman – teman yang selalu memberikan motivasi dan
dorongan dalam pembuatan makalah ini.
Akhirnya, penulis
menyadari bahwa makalah ini memiliki berbagai kekurangan, untuk itu segala
kritik dan saran kiranya dapat disampaikan kepada penulis guna penyempurnaan
masalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca pada umumnya dan khususnya bagi seluruh mahasiswa kebidanan.
Manado 19 maret 2015
penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Berkembangnya teknologi sistem informasi, maka
penyajian informasi yang cepat dan efisien sangat dibutuhkan oleh setiap orang.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini menuntut diubahnya pencatatan
manual menjadi sistem yang terkomputerisasi. Demikian juga halnya pembayaran
pasien pada suatu Rumah Sakit. Rumah sakit sebagai salah satu institusi
pelayanan umum di bidang kesehatan membutuhkan keberadaan suatu sistem
informasi yang akurat, handal, serta cukup memadai untuk meningkatkan
pelayanannya kepada para pasien serta lingkungan yang terkait lainnya. Sistem
informasi rumah sakit digunakan untuk mempermudah dalam pengelolaan data pada
rumah sakit. Sistem ini seharusnya sudah menggunakan metode komputerisasi.
Karena dengan penggunakan metode komputerisasi, proses penginputan data, proses
pengambilan data maupun proses pengupdate-an data menjadi sangat mudah, cepat
dan akurat.
Internet merupakan jaringan komputer yang dapat
menghubungkan perusahaan dengan domain publik, seperti individu, komunitas,
institusi, dan organisasi. Jalur ini merupakan jalur termurah yang dapat
digunakan institusi untuk menjalin komunikasi efektif dengan konsumen. Mulai
dari tukar menukar data dan informasi sampai dengan transaksi pembayaran dapat
dilakukan dengan cepat dan murah melalui internet.
Kecepatan evolusi teknologi informasi dalam
memanfaatkan internet untuk mengembangkan jaringan dalam manajemen database sangat
ditentukan oleh kesiapan manajemen dan ketersediaan sumber daya yang memadai.
Namun evolusi tersebut bukan pula berarti bahwa institusi yang bersangkutan
harus secara sekuensial mengikuti tahap demi tahap yang ada, namun bagi mereka
yang ingin menerapkan manajemen database dengan “aman” dan “terkendali”,
alur pengembangan aplikasi secara bertahap merupakan pilihan yang baik.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian
system informasi kesehatan?
2. Bagaimana
system informasi di masa depan?
3. Apa tujuan
utama system informasi kesehatan?
4. Aspa manfaat
system informasi kesehatan?
5. Apa Peranan
system informasi kesehatan?
6. Ruang lingkup
sistem informasi kesehatan?
7. Bagaiman konsep
pengembangan system informasi kesehatan?
8. Bagaimana
aplikaksi sistem informasi kesehatan pada system informasi rumah sakit?
9. Apa pengertian
manajemen data kesehatan?
10. Apa tujuan utama dari manajemen data
kesehatan?
11. Apa fungsi manajemen data kesehatan?
12. Ruang lingkup manajemen data kesehatan?
13. Bagaimana kegiatan manajemen data
dalam manajemen data kesehatan?
C. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui apa pengertian sistem informasi kesehatan
2.
Untuk
mengetahui bagaimana sistem informasi kesehatan di masa depan
3.
Untuk
mengetahui tujuan utama sistem informasi kesehatan
4.
Untuk
menegetahui manfaat sistem informasi kesehatan
5.
Untuk
mengetahui peranan sistem informasi kesehatan
6.
Untuk
mengetahui ruang lingkup sistem informasi kesehatan
7.
Untuk
mengetahui konsep pengembangan sistem informasi kesehatan
8.
Untuk
mengetahui aplikasi sistem informasi kesehatan pada sistem informasi rumah
sakit
9.
Untuk
mengetahui manajemen data kesehatan
10. Untuk menegetahui
tujuan dari manajemen data kesehatan
11. Untuk mengetahui
fungsi manajemen data kesehatan
12. Untuk mengetahui
ruang lingkup manajemen data kesehatan
13. Untuk mengetahui
manajemen data dalam kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM
INFORMASI KESEHATAN
A. Pengertian
manajemen sistem informasi kesehatan
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah suatu sistem pengelolaan data dan
informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan
terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Perturan perundang undangan yang
menyebutkan sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes Nomor
004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi bidang
kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang petunjuk
pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan
kabupaten/kota.Suatu sistem informasi terdiri dari data, manusia dan proses
serta kombinasi perangkat keras, perangkat lunak dan teknologi komunikasi.
Penggunaan informasi terdiri dari 3 tahap yaitu pemasukan data, pemrosesan, dan
pengeluaran informasi.
B. Sistem Informasi Kesehatan di masa Depan
Dalam upaya mengatasi fragmentasi data, Pemerintah
sedang mengembangkan aplikasi yang disebut Sistem Aplikasi Daerah (Sikda) Generik.
Sistem Informasi Kesehatan berbasis Generik mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Input pencatatan dan pelaporan berbasis
elektronik atau computerized.
b. Input data hanya dilakukan di tempat adanya
pelayanan kesehatan (fasilitas kesehatan).
c. Tidak ada duplikasi (hanya dilakukan 1
kali).
d. Akurat, tepat, hemat sember daya (efisien)
dan transfaran. Tejadi pengurangan beban kerja sehingga petugas memiliki waktu
tambahan untuk melayani pasien atau masyarakat.
e. Data yang dikirim (uploaded) ke pusat
merupakan data individu yang digital di kirim ke bank data nasional (data
warehouse).
f. Laporan diambil dari bank data
sehingga tidak membebani petugas kesehatan di Unit pelayanan terdepan.
g. Puskesmas dan Dinas Kesehatan akan
dilengkapi dengan peralatan berbasis komputer.
h. Petugas akan ditingkatkan kompetensinya
melalui pelatihan untuk menerapkan Sikda Generik.
i. Mudah dilakukan berbagai
jenis analisis dan assesment pada data.
j. Secara bertahap akan
diterapkan 3 aplikasi Sikda Generik yaitu Sistem Informasi Manajemen Kesehatan,
Sistem Informasi Dinas Kesehatan dan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
C. Tujuan utama sistem informasi manajemen umumnya
mencakup bidang manajemen :
a. Manajemen Sumber Daya Manusia (HRM =
Human Resource Management)
b. Manajemen Produksi
c. Manajemen Keuangan
D. Manfaat Sistem Informasi Kesehatan
Begitu
banyak manfaat Sistem Informasi Kesehatan yang dapat membantu para pengelola
program kesehatan, pengambil kebijakan dan keputusan pelaksanaan di semua
jenjang administrasi (kabupaten atau kota, propvinsi dan pusat) dan sistem
dalam hal berikut :
1. Mendukung manajemen
kesehatan
2. Mengidentifikasi masalah
dan kebutuhan
3. Mengintervensi
masalah kesehatan berdasarkan prioritas
4. Pembuatan keputusan dan
pengambilan kebijakan kesehatan berdasarkan bukti (evidence-based
decision)
5. Mengalokasikan sumber
daya secara optimal
6. Membantu peningkatan
efektivitas dan efisiensi
7. Membantu penilaian
transparansi
E. Peranan system informasi kesehatan
Menurut
WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah satu dari 6 “building block”
atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu Negara. Keenam komponen
(building block) sistem kesehatan tersebut adalah:
1. Service delivery
(pelaksanaan pelayanan kesehatan)
2. Medical product, vaccine,
and technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan)
3. Health worksforce (tenaga
medis)
4. Health system financing
(system pembiayaan kesehatan)
5. Health information system
(sistem informasi kesehatan)
6. Leadership and governance
(kepemimpinan dan pemerintah)
Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian
dari sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi
dan regulasi kesehatan. Sub sistem
manajemen dan informasi kesehatan merupakan subsistem yang
mengelola fungsi- fungsi kebijakan kesehatan, administrasi
kesehatan, informasi kesehatan dan
hokum kesehatan yang memadai dan
mampu menunjang penyelenggaraan upaya
kesehatan nasional agar berhasil
guna, berdaya guna, dan
mendukung penyelenggaraan ke-6 subsistem lain di
dalam SKN sebagai satu kesatuan yang
terpadu. Adapun sub sistem dalam Sistem
Kesehatan Nasional Indonesia, yaitu:
1. Upaya kesehatan
2. Penelitian dan pengembangan
kesehatan
3. Pembiayaan kesehatan
4. Sumber daya manusia (SDM)
kesehatan
5. Sediaan farmasi, alat
kesehatan dan makanan
6. Manajemen, informasi, dan
regulasi kesehatan
7. Pemberdayaan masyarakat
Melalui hasil pengembangan sistem informasi ini maka diharapkan dapat
menghasilkan hal-hal sebagai
berikut :
1. Perangkat lunak tersebut
dikembangkan sesuai dengan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh
pemerintah daerah.
2. Dengan menggunakan open
system tersebut diharapkan jaringan akan bersifat interoperable dengan jaringan
lain.
3. Sistem informasi kesehatan
terintegrasi ini akan mensosialisasikan dan mendorong pengembangan dan
penggunaan Local Area Network di dalam kluster unit pelayanan kesehatan baik
pemerintah dan swasta sebagai komponen sistem di masa depan.
4. Sistem informasi kesehatan
terintegrasi ini akan mengembangkan kemampuan dalam teknologi informasi video,
suara, dan data nirkabel universal di dalam Wide Area Network yang efektif,
homogen dan efisien sebagai bagian dari jaringan sistem informasi pemerintah
daerah.
5. Sistem informasi kesehatan
terintegrasi ini akan merencanakan, mengembangkan dan memelihara pusat
penyimpanan data dan informasi yang menyimpan direktori materi teknologi
informasi yang komprehensif.
6. Sistem informasi kesehatan
terintegrasi ini akan secara proaktif mencari, menganalisis, memahami,
menyebarluaskan dan mempertukarkan secara elektronis data/informasi bagi
seluruh stakeholders.
7. Sistem informasi kesehatan
terintegrasi ini akan memanfaatkan website dan access point lain agar data
kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan secara luas dan bertanggung jawab
dan dalam rangka memperbaiki pelayanan kesehatan sehingga kepuasan pengguna
dapat dicapai sebaik-baiknya.
8. Sistem informasi kesehatan
terintegrasi ini akan merencanakan pengembangan manajemen SDM sistem informasi
mulai dari rekrutmen, penempatan, pendidikan dan pelatihan, penilaian
pekerjaan, penggajian dan pengembangan karir.
9. Sistem informasi kesehatan
terintegrasi ini akan mengembangkan unit organisasi pengembangan dan pencarian
dana bersumber masyarakat yang berkaitan dengan pemanfaatan dan penggunaan
data/informasi kesehatan dan kedokteran.
10.
Dapat digunakan untuk mengubah tujuan, kegiatan, produk, pelayanan organisasi,
untuk mendukung agar organisasi dapat meraih keunggulan kompetitif.
11.
Mengarah pada peluang-peluang strategis yang dapat ditemukan.
F. Ruang Lingkup Sistem Informasi Kesehatan
Ruang
lingkup Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan, mencakup pengelolaan informasi
dalam lingkup manajemen pasien (front office management). Lingkup
ini antara lain sebagai berikut:
1. Registrasi Pasien, yang
mencatat data/status pasien untuk memudahkan pengidentifikasian
maupun pembuatan statistik
dari pasien masuk sampai keluar. Modul ini meliputi
pendaftaran pasien baru/lama,
pendaftaran rawat inap/jalan, dan info kamar rawat inap.
2. Rawat Jalan/Poliklinik yang
tersedia di rumah sakit, seperti: penyakit dalam, bedah, anak,
obstetri dan ginekologi,
KB, syaraf, jiwa, THT, mata, gigi dan mulut, kardiologi, radiologi, bedah
orthopedi, paru-paru, umum, UGD, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Modul ini juga
mencatat diagnose dan tindakan terhadap pasien agar tersimpan di dalam
laporan rekam medis pasien.
3. Rawat Inap. Modul ini
mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien, konsultasi dokter,
hubungan dengan poliklinik/penunjang
medis.
4. Penunjang
Medis/Laboratorium, yang mencatat informasi pemeriksaan seperti: ECG, EEG,
USG, ECHO, TREADMIL, CT
Scan, Endoscopy, dan lain-lain.
5. Penagihan dan Pembayaran,
meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan, rawat inap dan penunjang
medis (laboratorium, radiologi, rehab medik), baik secara langsung
maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM.
Modul ini juga mencatat transaksi harian pasien
(laboratorium, obat, honor dokter), daftar piutang, manajemen deposit dan
lain-lain.
6. Apotik/Farmasi, yang
meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat-obatan.
Melalui
lingkup manajemen pasien tersebut dapat diperoleh laporanlaporan mengenai:
1. Pendapatan rawat inap dan
jalan secara periodik (harian, bulanan dan tahunan),
2. Penerimaan kasir secara
periodik,
3. Tagihan dan kwitansi
pembayaran pasien
4. Rekam medis pasien,
5. Data kegiatan rumah sakit
dalam triwulan (RL1),
6. Data morbiditas pasien
rawat inap (RL2a),
7. Data morbiditas
pasien rawat jalan (RL2b),
8. Manajemen ketersediaan obat
pada bagian farmasi/apotik,
9. Penerimaan kasir pada
bagian farmasi/apotik,
10.
Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat inap (RL2a1),
11.
Grafik yang menunjang dalam pengambilan keputusan.
12.
Data morbiditas penyakit khusus pasien rawat jalan (RL2b1),
G.Konsep-konsep Pengembangan Sistem Informasi
Kesehatan
ada
beberapa konsep dasar yang harus dipahami oleh para pengembang atau pembuat
rancang bangun sistem informasi (designer). Konsep-konsep tersebut
antara lain:
1. Sistem informasi tidak identik dengan sistem
komputerisasi
Pada
dasarnya sistem informasi tidak bergantung kepada penggunaan teknologi
komputer. Sistem informasi yang memanfaatkan teknologi komputer dalam
implementasinya disebut sebagai Sistem Informasi Berbasis Komputer (Computer
Based Information System).
2. Sistem informasi organisasi adalah suatu sistem
yang dinamis.
Dinamika
sistem informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh dinamika
perkembangan organisasi tersebut. Oleh karena itu perlu disadari bahwa
pengembangan sistem informasi tidak pernah berhenti.
3. Sistem informasi sebagai suatu sistem harus
mengikuti siklus hidup system
Panjang
pendeknya umur layak guna sistem informasi tersebut ditentukan diantaranya
oleh:
a. Perkembangan organisasi semakin cepat
b. Perkembangan teknologi informasi
4. Daya guna sistem informasi sangat ditentukan
oleh tingkat integritas sistem informasi itu
sendiri.
Sistem
informasi yang terpadu (integrated) mempunyai daya guna yang tinggi,
jika dibandingkan dengan sistem informasi yang terfragmentasi. Usaha untuk
melakukan integrasi sistem yang ada didalam suatu organisasi menjadi satu
sistem yang utuh merupakan usaha yang berat dengan biaya yang cukup besar dan
harus dilakukan secara berkesinambungan.
5. Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat
bergantung pada strategi yang dipilih untuk
pengembangan sistem tersebut.
Strategi
yang dipilih untuk melakukan pengembangan sistem sangat bergantung kepada besar
kecilnya cakupan dan tingkat kompleksitas dari sistem informasi tersebut. Untuk
sistem informasi yang cakupannya luas dan tingkat kompleksitas yang tinggi
diperlukan tahapan pengembangan seperti: Penyusunan Rencana Induk Pengembangan,
Pembuatan Rancangan Global, Pembuatan Rancangan Rinci, Implementasi dan
Operasionalisasi. Dalam pemilihan strategi harus dipertimbangkan berbagai
factor seperti : keadaan yang sekarang dihadapi, keadaan pada waktu system
informasi siap dioperasionalkan dan keadaan dimasa mendatang, termasuk
antisipasi perkembangan organisasi dan perkembangan teknologi. Ketidaktepatan
dalam melakukan prediksi keadaan dimasa mendatang, merupakan salah satu
penyebab kegagalam implementasi dan operasionalisasi sistem informasi.
6. Pengembangan Sistem Informasi organisasi harus
menggunakan pendekatan fungsi dan dilakukan secara
menyeluruh (holistik).
Pengembangan
sistem informasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan struktur organisasi
dan pada umumnya mengalami kegagalan, karena struktur organisasi sering
kali kurang mencerminkan semua fungsi yang ada didalam organisasi. Sebagai
pengembang sistem informasi hanya bertanggung jawab dalam mengintegrasikan
fungsi-fungsi dan sistem yang ada didalam organisasi tersebut menjadi satu
sistem informasi yang terpadu. Pemetaan fungsi-fungsi dan sistem ke dalam
unit-unit struktural yang ada di dalam organisasi tersebut adalah wewenang dan
tanggungjawab dari pimpinan organisasi tersebut. Penyusunan rancang
bangun/desain system informasi seharusnya dilakukan secara menyeluruh sedangkan
dalam pembuatan aplikasi bisa dilakukan secara sektoral atau segmental menurut prioritas
dan ketersediaan dana. Pengembangan sistem yang dilakukan segmental atau
sektoral tanpa adanya desain sistem informasi yang menyeluruh akan menyebabkan
kesulitan dalam melakukan intergrasi sistem.
7. Informasi telah menjadi aset organisasi.
Dalam
konsep manajemen modern, informasi telah menjadi salah satu aset dari suatu
organisasi, selain uang, SDM, sarana dan prasarana. Penguasaan informasi
internal dan eksternal organisasi merupakan salah satu keunggulan kompetitif (competitive
advantage), karena keberadaan informasi tersebut:
a. Menentukan kelancaran dan kualitas
proses kerja
b. Menjadi ukuran kinerja organisasi/perusahaan
c. Menjadi acuan yang pada akhirnya
menentukan kedudukan/peringkat organisasi tersebut dalam persaingan lokal maupun
global.
8. Penjabaran sistem sampai ke
aplikasi menggunakan struktur hirarkis yang mudah
dipahami.
Dalam semua
kepustakaan yang membahasa konsep sistem, hanya dikenal istilah sistem dan
subsistem. Hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam melakukan penjabaran sistem
informasi yang cukup luas cakupannya. Oleh karena itu, dalam penjabaran sering
digunakan istilah Sistem, Subsistem, Modul, Submodul, Aplikasi.
H.Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan pada Sistem
Informasi Rumah Sakit
1. Rancang Bangun (desain) Sistem Informasi Rumah Sakit
Rancang
Bangun Rumah Sakit (SIRS), sangat bergantung kepada jenis dari rumah sakit
tersebut. Rumah sakit di Indonesia, berdasarkan kepemilikannya dibagi menjadi
2, sebagai berikut:
a. Rumah
Sakit Pemerintah, yang dikelola oleh:
1)
Departemen Kesehatan,
2)
Departemen Dalam Negeri,
3) TNI,
4) BUMN.
2. Pengembangan Sistem Informasi Rumah Sakit
Dalam
melakukan pengembangan SIRS, pengembang haruslah bertumpu dalam 2 hal penting
yaitu “kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS” dan “sasaran pengembangan
SIRS” tersebut. Adapun kriteria dan kebijakan yang umumnya dipergunakan dalam
penyusunan spesifikasi SIRS adalah sebagai berikut:
a. SIRS harus dapat berperan sebagai
subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional dalam memberikan informasi yang
relevan, akurat dan tepat waktu.
b. SIRS harus mampu mengaitkan dan
mengintegrasikan seluruh arus informasi dalam jajaran Rumah Sakit dalam suatu
sistem yang terpadu.
c. SIRS dapat menunjang proses pengambilan
keputusan dalam proses perencanaan maupun pengambilan keputusan operasional
pada berbagai tingkatan.
d. SIRS yang dikembangkan harus dapat
meningkatkan daya-guna dan hasil-guna terhadap usaha-usaha pengembangan sistem
informasi rumah sakit yang telah ada maupun yang sedang dikembangkan.
e. SIRS yang dikembangkan harus mempunyai
kemampuan beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan dimasa datang.
f. Usaha pengembangan sistem
informasi yang menyeluruh dan terpadu dengan biaya investasi yang tidak sedikit
harus diimbangi pula dengan hasil dan manfaat yang berarti (rate of return)
dalam waktu yang relatif singkat.
g. SIRS yang dikembangkan harus mampu
mengatasi kerugian sedini mungkin.
h. Pentahapan pengembangan SIRS harus
disesuaikan dengan keadaan masing-masing subsistem serta sesuai dengan kriteria
dan prioritas.
i. SIRS yang dikembangkan
harus mudah dipergunakan oleh petugas, bahkan bagi petugas yang awam sekalipun
terhadap teknologi komputer (user friendly).
j. SIRS yang dikembangkan
sedapat mungkin menekan seminimal mungkin perubahan, karena keterbatasan
kemampuan pengguna SIRS di Indonesia, untuk melakukan adaptasi dengan sistem
yang baru.
k. Pengembangan diarahkan pada subsistem yang
mempunyai dampak yang kuat terhadap pengembangan SIRS. Atas dasar dari
penetapan kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS tersebut di atas,
selanjutnya ditetapkan sasaran pengembangan sebagai penjabaran dari Sasaran
Jangka Pendek Pengembangan SIRS, sebagai berikut:
a) Memiliki aspek pengawasan terpadu
b) Terbentuknya sistem pelaporan yang sederhana
dan mudah dilaksanakan, akan tetapi cukup lengkap dan terpadu.
c) Terbentuknya suatu sistem informasi
yang dapat memberikan dukungan akan informasi yang relevan, akurat dan tepat
waktu melalui dukungan data yang bersifat dinamis.
d) Meningkatkan daya-guna dan hasil-guna seluruh
unit organisasi dengan menekan pemborosan.
e) Terjaminnya konsistensi data.
f) Orientasi ke masa depan.
g) Pendayagunaan terhadap usaha-usaha
pengembangan sistem informasi yang telah ada maupun sedang dikembangkan, agar
dapat terus dikembangkan dengan mempertimbangkan integrasinya sesuai
Secara garis besar tahapan pengembangan SIRS adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan Rencana Induk
Pengembangan SIRS,
b. Penyusunan Rancangan Global
SIRS
c. Penyusunan Rancangan
Detail/Rinci SIRS,
d. Pembuatan Prototipe, terutama
untuk aplikasi yang sangat spesifik,
e. Implementasi, dalam
arti pembuatan aplikasi, pemilihan dan pengadaan perangkat keras maupun
perangkat lunak pendukung.
f. Operasionalisasi
dan Pemantapan.
Sistem
Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer (Computer Based Hospital
Information System) memang sangat diperlukan untuk sebuah rumah sakit
dalam era globalisasi, namun untuk membangun sistem informasi yang terpadu
memerlukan tenaga dan biaya yang cukup besar. Kebutuhan akan tenaga dan
biaya yang besar tidak hanya dalam pengembangannya, namun juga dalam
pemeliharaan SIRS maupun dalam melakukan migrasi dari system yang lama
pada sistem yang baru. Selama manajemen rumah sakit belum menganggap
bahwa informasi adalah merupakan aset dari rumah sakit tersebut, maka
kebutuhan biaya dan tenaga tersebut diatas dirasakan sebagai beban yang
berat, bukan sebagai konsekuensi dari adanya kebutuhan akan informasi.
Kalau informasi telah menjadi aset rumah sakit, maka beban biaya untuk
pengembangan, pemeliharaan maupun migrasi SIRS sudah selayaknya masuk
dalam kalkulasi biaya layanan kesehatan yang dapat diberikan oleh rumah
sakit itu. Perlu disadari sepenuhnya, bahwa penggunaan teknologi
informasi dapat menyebabkan ketergantungan, dalam arti sekali mengimplementasikan
dan mengoperasionalkan SIRS, maka rumah sakit tersebut selamanya
terpaksa harus menggunakan teknologi informasi. Hal ini disebabkan
karena perubahan dari sistem yang terotomasi menjadi sistem manual
merupakan kejadian yang sangat tidak menguntungkan bagi rumah sakit
tersebut.
MANAJEMEN DATA KESEHATAN
A.Pengertian manajemen data kesehatan
Pengertian
manajemen data kesehatan menurut DAMA (Demand Assigned Multiple Access)
adalah pengembangan dan penerapan arsitektur, kebijakan, praktik, dan prosedur
yang secara benar menangani siklus hidup lengkap data yang dibutuhkan oleh
suatu perusahaan atau rumah sakit.
B. Tujan dari manajemen data kesehatan
1. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat
waktu.
2. Mengembangkan dan mempertahankan satu sistem
yang efisien untuk membuat, menyimpan, memanfaatkan, memelihara dan menempatkan
informasi firma.
3. Melindungi kepentingan informasi firma, dan
mendesain dan mengontrol standar yang efektif dan metode evaluasi periodik
berkaitan dengan manajemen data, prosedur
4. Membantu mendidik pegawai perusahaan atau
rumah sakit dengan metode yang paling efektif untuk mengontrol dan mengolah
data perusahaan.
C.Fungsi manajemen data
1. Sebagai
planning (perencanaan) adalah sebuah proses yang dimulai dengan
merumuskan tujuan organisasi sampai dengan menetapkan alternative kegiatan
untuk pencapaiannya.
2.
Sebagai organizing (pengorganisasian) adalah rangkaian
kegiatan menajemen untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang
dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai
tujuan organisasi.
3. Sebagai
Actuating (directing, commanding,
motivating
, staffing, coordinating) atau
fungsi penggerakan pelaksanaan adalah proses bimbingan kepada staff agar mereka
mampu bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan
ketrampilan yang telah dimiliki, dan dukungan sumber daya yang tersedia.
4. Sebagai
controlling (monitoring) atau pengawasan dan
pengendalian (wasdal) adalah proses untuk mengamati secara terus menerus
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan
mengadakan koreksi jika terjadi penyimpangan.
D.Ruang lingkup manajemen data
kesehatan
1. manajemen
personalia (mengurusi SDM)
2. manajemen
keuangan
3. manajemen
logistik (mengurusi logistik-obat dan peralatan)
4. manajemen
pelayanan kesehatan dan sistem informasi manajemen (mengurusi pelayanan
kesehatan )
E. Kegiatan Manajemen Data dalam kesehatan
1. Pengumpulan Data
Data yang
diperlukan dikumpulkan dan dicatat dalam suatu formulir yang disebut dokumen
sumber yang berfungsi sebagai input bagi system.
2. Integritas dan Pengujian
Data
tersebut diperiksa untuk meyakinkan konsistensi dan akurasinya berdasarkan
suatu peraturan dan kendala yang telah ditentukan sebelumnya.
3. Penyimpanan
Data baru
ditambahkan, data yang ada diubah, dan data yang tidak lagi diperlukan dihapus
agar sumberdaya data (berkas) tetap mutakhir.
4. Pemeliharaan
Data baru
ditambahkan, data yang ada diubah, dan data yang tidak lagi diperlukan dihapus
agar sumberdaya data (berkas) tetap mutakhir.
5. Keamanan
Data dijaga
untuk mencegah penghancuran, kerusakan atau penyalahgunaan.
6. Organisasi
Data
disusun sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai.
7. Pengambilan
Data
tersedia bagi pemakai
F.
Sumber kegiatan sektor kesehatan
1. Pemerintah, yaitu APBN yang disalurkan ke daerah dalam bentuk
Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus. Dengan diberlakukannya otonomi
daerah, porsi dana sektor kesehatan yang bersumber dari APBN menurun.
Pemerintah pusat juga masih tetap membantu pelaksanaan program kesehatan di
daerah melalui bantuan dana dekonsentrasi khususnya untuk pemberantasan
penyakit menular.
2. APBD yang bersumber dari PAD (pendapatan asli daerah) baik
yang bersumber dari pajak, atau penghasilan Badan Usaha Milik Pemda. Mobilisasi
dana kesehatan juga bisa bersumber dari masyarakat dalam bentuk asuransi
kesehatan, investasi pembangunan sarana pelayanan kesehatan oleh pihak swasta
dan biaya langsung yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk perawatan kesehatan.
Dana pembangunan kesehatan yang diserap oleh berbagai sektor harus dibedakan
dengan dana sektor kesehatan yang diserap oleh Dinas kesehatan.
3. Bantuan luar negeri, dapat dalam bentuk hibah
(grant) atau pinjaman (loan) untuk investasi atau pengembangan pelayanan kesehatan.
G.
Asuransi kesehatan
Pembiayaan kesehatan yang
bersumber dari asuransi kesehatan merupakan salah satu cara yang terbaik untuk
mengantisipasi mahalnya biaya pelayanan kesehatan. Alasannya antara lain
:
1. Pemerintah
dapat mendiversifikasi sumber-sumber pendapatan dari sektor kesehatan.
2. Meningkatkan
efisiensi dengan cara memberikan peran kepada masyarakat dalam pembiayaan
pelayanan kesehatan.
3. Memeratakan
beban biaya kesehatan menurut waktu dan populasi yang lebih luas sehingga dapat
mengurangi resiko secara individu.
Asuransi
kesehatan adalah suatu mekanisme pengalihan resiko (sakit) dari resiko
perorangan menjadi resiko kelompok. Dengan cara mengalihkan resiko individu
menjadi resiko kelompok, beban ekonomi yang harus dipikul oleh masing-masing
peserta asuransi akan lebih ringan tetapi mengandung kepastian karena
memperoleh jaminan.
a. Unsur-unsur
asuransi kesehatan :
1. Ada perjanjian
2. Ada pemberian
perlindungan
3. Ada pembayaran
premi oleh masyarakat
b. Jenis asuransi kesehatan yang berkembang di Indonesia
1. Asuransi kesehatan sosial (Sosial Health
Insurance) Contoh : PT Askes untuk PNS dan penerima pensiun dan
PT Jamsostek untuk tenaga kerja swasta.
2. Asuransi kesehatan komersial perorangan (Private
Voluntary Health Insurance)
Contoh :
Lippo Life, BNI Life, Tugu Mandiri, Takaful, dll.
3. Asuransi kesehatan komersial kelompok
(Regulated Private Health Insurance)
Contoh :
produk Asuransi Kesehatan Sukarela oleh PT Askes.
H.
Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat
1.
Pengorganisasian masyarakat
Pengorganisasian
masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasikan
kebutuhan-kebutuhannya dan menentukan prioritas dari kebutuhan-kebutuhan
tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi
kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala prioritas tadi berdasarkan atas
sumber-sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar,
dengan usaha secara gotong-royong.
Tiga aspek
dalam pengorganisasian masyarakat
a) Proses
Pengorganisasian
masyarakat merupakan proses yang dapat terjadi secara sadar tetapi mungkin pula
merupakan proses yang tidak disadari oleh masyarakat.
b) Masyarakat
Bisa
diartikan sebagai suatu kelompok besar yang mempunyai batas-batas geografis,
bisa pula diartikan sebagai suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan
bersama dan berada dalam kelompok yang besar tadi.
c)
Berfungsinya masyarakat (functional community)
Menarik
orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja, Membuat rencana kerja
yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat.
Melakukan
usaha-usaha/kampanye untuk menggolkan rencana tersebut Perencanaan
dalam pengorganisasian masyarakat Dilihat dari segi perencanaannya,
maka terdapat 2 (dua) bentuk, yaitu Bentuk yang langsung direct , indirec.
I. Manajemen
Data Kesehatan
Cara-cara
bagaimana data diorganisasi sehingga didapatkan konsep-konsep, dan dari
konsep-konsep tersebut terbentuk hubungan-hubungan Persiapan data untuk
analisis Langkah-langkah seperti sorting data, coding data, dan filing Harus
dimulai ketika berada di lapangan, bukan sebelum ataupun sesudahnya
Langkah
Manajemen Data:
1. Sorting data Dimulai setelah data pertama
didapatkan dan tidak menunggu data menumpuk Mencatat kembali dan memilah-milah
data yg didapatkan secara sistematis Catatan yang tidak jelas harus diperjelas,
dan dituliskan kembali kekurangan-kekurangannya (dengarkan kembali alat rekam)
Informasi dlm sorting data Orang yang ditemui hari ini dan peristiwa yg
menyertainya, serta konteks peristiwa yang terjadi (jika FGD, siapa peserta dan
karakteristiknya perlu diketahui) Tema atau masalah utama yang didiskusikan
dijelaskan/digambarkan sejelas mungkin Tema atau masalah utama yg harus diberi
perhatian untuk wawancara selanjutnya Macam-macam data spesifik yg dicari dari
masalah-masalah tersebut
2. Pemberian komentar Setiap set data hendaknya
diberi catatan atau komentar untuk meningkatkan mutu data berikutnya dan
menggambarkan proses dan isi pengumpulan data yg baru dilakukan Komentar berupa
catatan substansi, metode, dan analitik Macam Catatan Substansi: catatan yg
berhubungan dengan substansi atau hasil pengumpulan data (topik-topik data yg
sudah ada, dan yg perlu dicari lagi) Metode: catatan yg berkaitan dg bagaimana
data dikumpulkan (dpt berupa masalah, kesulitan, kesan, dan perasaan yg berkaitan
dg cara dan proses pengumpulan data dan peran penelitinya) Analitik: Catatan yg
berkaitan dg analisis awal dari hasil pengumpulan data (dpt berupa perta-nyaan
baru, kemungkinan hipotesis, tema, dsb)
3. Langkah coding data Coding data adalah
melakukan pemilihan dan pemasukan data ke dalam kategori-kategori Dimulai pada
saat sorting data, agar setiap set data dapat dibandingkan dan pola-polanya
dapat segera diidentifikasi Kode-kode dikembangkan secara induktif dan menunjuk
pada domain umum Setiap set disarankan 3 copy, 1 untuk catatan substansi,
metode, dan analitik, 1 untuk analisis, dan 1 untuk master copy .Skema umum
koding Setting/content– informasi umum Definisi dari situasi- bagaimana orang
mengartikan situasi yang menyertai topik tertentu Perspektif– cara berpikir,
orientasi berpikir Aktifitas– perilaku yang biasa terjadi dan pola-polanya
Peristiwa atau kejadian khusus Strategi– cara untuk mendapatkan tujuan. Catatan
coding Dapat dilakukan dg merancang unit analisis spt “heading” yg relevan, yg
diperlukan dalam analisis dan klasifikasi informasi dari semua wawancara
Unit/heading ini berupa enumeration unit (berupa angka pasti spt umur, jumlah
klg), recording unit (jawaban satu pertanyaan atau indikator) dan context unit
(dasar untuk melihat recording unit) Catatan (lanjutan) Pertama dilakukan
“open-coding” atau coding data dari aslinya dan kemudian dikelompokkan dlm
kategori (clue: data ini menceritakan apa, kategori apa yg sesuai untuk
menggambarkan, apa sebenarnya yg terjadi
a) Lakukan coding baris per baris atau kalimat
per kalimat untuk mendapatkan cakupan teoritis secara memuaskan dan
benar-benar dari data (grounded)
b) Catatan (lanjutan) Lakukan coding sendiri dan
tidak hanya sekali untuk meningkatkan sensitifitas peneliti Tuliskan semua ide yang
muncul dlm proses coding Relevansi variabel harus didasarkan pada data bukan
asumsi
c) Pembuatan File Pembuatan filing sistem
yg efektif dan efisien sangat penting dlm proses analisis Tantangan peneliti
adalah membuat data narrative menjadi sistem penyimpanan dimana peneliti dapat
secara mudah mengatur dan menariknya lagi untuk kepentingan yang akan datang
terutama dalam penulisan laporan
d) File Fieldwork File yg berisi bahan-bahan
dalam proses pelaksanaan penelitian, yaitu langkah-langkah prosedur dalam
pengumpulan data, pengalaman pribadi, perasaan dan observasi yg mungkin
mempengaruhi pengumpulan data, masalah logistik yg dihadapi, dsb. Untuk
mempermudah peneliti dlm menuliskan laporan penelitian untuk bab metode dan
strategi penelitian
e) Mundane File Adalah file yg berisi data
orang-orang, tempat, organisasi, dokumen, dll Harus diarahkan sedemikian rupa
sehingga informasi dpt dikelompokkan di bawah kategori yg jelas shg mudah untuk
dilihat kembali Dg interview mendalam yg dilakukan terhadap seseorang, peneliti
harus mempunyai folder ttg orang tsb, misalnya riwayat hidup, kegiatan yg
dilakukan, susunan keluarga, sumber material, dsb
f) Analytic File Ketika peneliti
melihat kembali catatannya, dia harus menganalisa dan menginterpretasi data
secara tajam pola-pola perilaku dan mencari arti yang tersirat dari observasi
dan interview Analisis awal tsb harus ditulis secara singkat atau komprehensif
dan dimasukkan bersama dg data yg relevan ke dalam folder yang diberi label ttt
sesuai dg kategorinya
g) Analytic (lanjutan) File analitik adalah apa
yg dilakukan peneliti thd printout data Lembaran analisis harus berisi tema
utama, kesan, dan ringkasan ttg apa yg muncul waktu wawancara dan bgmn printout
data berhubungan dengan hal tsb. Lembaran analisis dpt juga berisi penjelasan,
spekulasi, dan hipotesis ttg masyarakat secara luas sebagaimana terdapat dalam
permasalahan penelitian
h) Data analysis tools Dalam analysis, terdapat
bermacam-macam alat untuk mengembangkan proses tersebut àGraphic - untuk
menggambarkan tren/arah dan pemahaman, misal àflowchart, growth chart,
organizational chart Causal network menggambarkan hubungan determinan,
misal faktor yg mempengaruhi diterimanya imunisasi, yaitu mulai dari kehamilan
sampai kelahiran yang dilihat dari kesehatan dan dukun
i) Analysis tools Taksonomi atau
klasifikasi kelompok à yaitu klasifikasi lokal tentang sesuatu hal, misal
ttg diare yang berbeda antara anak dan dewasa, baik dalam àgejala, keparahan, penyebab,
dsb. Cluster variable mengumpulkan data cluster yang saling berhubungan,
misal lamanya menyusui dg insiden àkurang gizi di Thailand
Mapping memberi informasi ttg lokasi dan untuk mengidentifikasi jaringan
sosial, hubungan antara lingkungan dan perilaku, dsb.
j) Analysis tools Harap diingat
bahwa tools tersebut di atas adalah cara untuk membantu peneliti untuk memilah
dan mengorganisasi data Harap diingat bahwa tools tsb harus didasarkan pada ide
pencarian pola-pola dari peristiwa, perilaku, atau fenomena lain atau disebut
pattern-matching
k) Catatan analysis Dalam analisa peneliti harus
dapat menjelaskan motif atau alasan dibalik suatu fenomena
(building-explanation), yg dapat diambil dari beberapa sumber Bukti empiris (yg
dicari peneliti) Catatan atau laporan orang lain di bidang atau di daerah
tersebut Teori dan atau kerangka konsep yg spesifik untuk membantu mengkaitkan
data ke dalam gambaran menyeluruh
l) Manajemen dan analisis FGD Sistem
coding yg formal harus dilakukan untuk FGD, jika terjadi salah satu situasi
berikut ini: Jumlah FGD cukup besar, lebih dari 20 FGD cukup panjang (per FGD
15 hal transkrip) Tim peneliti akan melanjutkan atau menambah kelompok setiap
waktu
Coding FGD
Merupakan pertanyaan dan kategori penting dalam penelitian Mulai dengan
pertanyaan inti Dielaborasi dengan data berdasarkan isi wawancara Melihat
respons kelompok dan variasi dalam kelompok, kemudian dijelaskan, dan kelompok
dan variasi dipertimbangkan, kesimpulan keseluruhan disajikan
Kedudukan
kualitatif dalam kuantitatif Stage of familiarization Digunakan untuk mencari
informasi yang penting untuk mengembangkan tahap dan alat penelitian
selanjutnya Stage of investigation Untuk membuat kuesioner survey formal atau
pedoman pertanyaan Stage of revealing Digunakan setelah survey dilakukan atau
rapid assessment procedure (RAP).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan merupakan sebuah
sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.
Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi
proses pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah
sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data, namun juga informasi yang lengkap,
tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi
kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.
Manajemen
data kesehatan adalah pengembangan dan penerapan arsitektur, kebijakan,
praktik, dan prosedur yang secara benar menangani siklus hidup lengkap data
yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan atau rumah sakit
Fungsi
manajemen data kesehatan
1. Sebagai
planning (perencanaan)
2. Sebagai
organizing (pengorganisasian)
3. Sebagai
Actuating
4. Sebagai
controlling (monitoring)
Kegiatan manajemen data
dalam kesehatan
1. Pengumpulan Data
2. Integritas dan
Pengujian
3. Penyimpanan
4. Pemeliharaan
5. Keamanan
6. Organisasi
7. Pengambilan
DAFTAR PUSTAKA :
Adikoesoemo
( 2003 ) manajemen rumah sakit Jakarta : pustaka Sinar Harapan
Greef,
Judith A. ( 1996 ), komunikasi kesehatan dan perubahan perilaku. Djokjakarta:
Gadjah Mada University
Press.
Notoatmojo,
Soekidjo. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.
Muninjaya, Gde
AA, 2004. Manajemen Kesehatan,ed.2. Jakarta : EGC
Abdul Kadir, Pengenalan Sistem Informasi,
Penerbit Andi, Yogyakarta, 2003.
Andri Kristanto, Perancangan Sistem Informasi dan
Aplikasinya, Penerbit Gava Media, Yogyakarta, 2003.
Jogiyanto H.M., Akt., Ph.D., Analisis Analisis dan
Desain Sistem Informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005.
Witarto, Memahami Sistem Informasi, Penerbit
Informatika, 2004.